Rabu, 12 Juli 2017


Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) mempunyai tugas untuk melatih masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi. Dalam menyiapkan diri untuk melaksanakan pelatihan, PSM mengikuti pendidikan/bimbingan teknis, kursus, kunjungan lapang, dan ujicoba di lahan praktek. Di tahun 2017 ini PSM BBLM Yogyakarta memiliki paket ujicoba pembuatan pupuk organik, pemijahan gurame, aquaponik, budidaya anggrek, ayam petelur, dan budidaya puyuh.



Tim pembuatan pupuk organik yaitu Bu Hartilah dan Mba Yulia Aryani pada hari Jum’at, 7 Juli 2017 melakukan ujicoba pembuatan pupuk organik cair menggunakan bahan buah-buahan dan sayuran yang sudah busuk.

Pupuk organik mungkin sudah tidak asing bagi kita semua, pemerintah sudah selalu “menggaungkan” arti pentingnya back to nature untuk menjaga alam ini tetap terjaga, dapat dimanfaatkan kegiatan pertanian yang produktif dan tentunya menguntungkan petani. Penggunaan bahan kimia pupuk dan pestisida yang begitu masif pada tanaman menyebabkan serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan, juga menyebabkan unsur hara tanah terkikis habis.

Banyak referensi dan petunjuk pembuatan ataupun penggunaan pupuk organik, namun para petani masih menganggap sebelah mata. Hal ini karena pembuatannya yang memerlukan waktu dan aplikasi di tanaman “tidak sedahsyat” penggunaan bahan kimia.

PSM Yogyakarta mencoba membuat sendiri pupuk organik dengan acuan hasil pendidikan/bimbingan teknis dan kursus dan hasilnya akan dimasukkan ke laboratorium Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengetahui kandungannya. Pupuk tersebut akan diujicobakan di lahan praktek/demplot, jika layak maka akan dikembangkan dan disebarluaskan ke masyarakat.

Ujicoba dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan utama buah-buahan dan sayuran yang sudah ditimbang dengan berat yang ditentukan. Bahan : Kesemek 9 ons, jambu biji 1 kg, nanas 2,5 kg, pisang 7 kg, jeruk 2 kg, markisa 8 ons, kangkung 2,5 kg kacang panjang 1 kg, air cucian beras 9,5 liter, air kelapa 5 liter, MOL 2 liter, molase/gula aren 3 liter dan air 80 liter.

Bahan tersebut dicacah dan dilembutkan dengan blender dengan ditambahkan air kelapa/air cucian beras. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tong. Disiapkan juga molase/tetes tebu/gula aren ditambahkan MOL (mikroorganisme lokal) dan air diaduk secara merata. Semua bahan dicampurkan dan diaduk secara merata dimasukkan ke dalam tong yang ditutup rapat. Bahan tersebut akan difermentasikan selama 15 hari.

Semoga ujicoba ini dapat memberikan informasi lengkap kandungan pupuk organik dengan data laboratorium dan dapat digunakan untuk rujukan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik.

Bahan - Bahan dicacah terlebih dahulu

Bahan diblender

Bahan yang sudah diblender

Hasil setelah diblender

Bahan tersebut diaduk secara merata

Diberikan molase/gula aren dan MOL

Dimasukkan dalam tong yang ditutup rapat

Penampakan awal pupuk organik




1 komentar:

  1. Salam Kenal...
    Saya yunaim yg beralamat di dusunceper, wedomartani ngemplak sleman.
    Saya ingin mempunyai warung angkringan dan penyetan HWU AH, yang disekitar warung tersebut ada sekitar 10000 m2 tanah persawahan, 500 m2 tanah tegalan dan sekitar 200 m2 areal warung kami yang masih berupa tanah kosongserta 50 m2 dalam bentuk memanjangmasih belum tersentuh untuk pemberdayaan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani..
    Dengan ini saya mengusulkan atau meminta masukan untuk meringankan dan meningkatkan perekonomian petanidengan cara memberi sample/demo plot pupuk organik serta memberi penyuluhan dalam meningkatkan pemberdayaan lahan yg masihdi kelola secara konvensional menjadipengelolaan lahan yang efektif.
    Saya berkeinginan PSM jOGJA menjadi rekanan akami untuk mewujudkan hal tersebut.
    Untuk sistem dan teknisnya kami serahkan kepada PSM JOGJA untukmenindak lanjutinya.

    Terima kasih

    BalasHapus