Sabtu, 05 September 2015

LAPORAN UJI COBA BUDIDAYA EDAMAME DI LAHAN DEMPLOT
BALAI BESAR LATIHAN KETRANSMIGRASIAN YOGYAKARTA





A. Latar Belakang

Balai Besar Latihan Ketransmigrasian adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang mempunyai visi bertekad menjadi Pusat Percontohan (Center of Excellent), Pusat Pengembangan (Center of Development) dan Pusat Pemberdayaan (Center of Empowerment). Dalam upaya mencapai visi tersebut maka BBLK Yogyakarta salah satu misinya adalah meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan produktivitas masyarakat transmigrasi serta Pegawai Negeri Sipil yang menangani ketransmigrasian. 

Berdasarkan visi dan misi unit organisasi maka BBLK Yogyakarta terus berupaya meningkatkan kompetensi terutama bagi tenaga pelatih dalam hal ini pejabat  fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM), karena fungsional ini-lah sebagai ujung tombak pelaksanaan pelatihan. Salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi tenaga pelatih ini maka diperlukan adanya uji coba sebelum  tenaga pelatih ini memberikan materi kepada masyarakat desa maupun calon transmigran. Uji coba yang dilakukan dapat di sektor pertanian, perikanan dan peternakan  yang dilakukan di kebun percobaan (Demplot).  

Uji coba yang sekarang akan dilakukan adalah uji coba budidaya kedelai edamame. Latar belakang uji coba penanaman kedelai ini karena kedelai dapat mendukung program pemerintah dalam upaya ketahanan pangan keluarga dan kedelai merupakan tanaman yang strategis dengan cita rasa yang tinggi dan banyak peminatnya. 

Edamame merupakan kedelai asal Jepang secara umum bentuknya lebih besar di bandingkan kedelai biasa. Edamame bisa dikonsumsi sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau dan bisa juga dikonsumsi sebagai panganan kecil dalam bentuk rebus dan juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, keripik dan lainnya. Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging. Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Edamame memiliki peluang yang bagus, prospek pasar masih terbuka lebar. Harga edamame juga relatif baik berkisar antara Rp 15.000,- sampai Rp. 18.000,- untuk edamame segar. 

Adapun syarat tumbuh edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 dpl, suhu berkisar 26-30 C, dengan penyinaran matahari penuh. Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral. 

Dengan latar belakang diatas sehingga memberikan motivasi Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) BBLK Yogyakarta untuk melakukan uji coba di lahan Demplot Beran.

B. Dasar Pelaksana Kegiatan

Surat Keputusan Kepala Balai Besar Latihan Ketransmigrasian Yogyakarta Nomor SP. 16/BBLT-YK/Peg/V/2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang penunjukkan pelaksanaan tugas pengembangan profesi PSM berupa membuat karya tulis/ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang penggerakan masyarakat yang tidak dipublikasikan dalam bentuk makalah dengan judul “Efektifitas Pemberian Mikoriza terhadap Pembentukan Polong pada Tanaman Edamame (Glycin max).

C. Tujuan, Sasaran dan Waktu Pelaksanaan

     1. Tujuan

          Tujuan pelaksanaan uji coba ini adalah:


Peningkatan kompetensi baik pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam budidaya tanaman edamame yang baik dan benar.

Mengujicobakan penanaman edamame di dataran rendah berkisar 500 dpl di lokasi.
    2. Sasaran


Terciptanya tenaga fungsional yang berkompeten di dalam budidaya tanaman edamame.
Terujicobanya penanaman edamame di dataran rendah berkisar 500 dpl di lokasi Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarta.
3. Waktu Pelaksanaan



a. Persiapan lahan
  • Lahan yang digunakan dalam uji coba edamame seluas 15 x 23 m2
  • Persiapan lahan meliputi pembajakan tanah selama 2 minggu sebelum masa tanam, kemudian 1 minggu kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1,2 m dan 15 m dan tinggi bedengan 50 cm. Jarak antara bedengan 40 cm.
  • Pemupukkan dasar diberikan sebelum tanam dengan cara ditabur merata diatas bedengan, pupuk dasar terdiri dari pupuk organik sebanyak  200 kg. Dan penambahan dolomite sebanyak 50 kg.
  • Pemberian furadan sebanyak 3 kg
  • Dengan ukurang bedeng diatas, maka luas lahan yang digunakan untuk uji coba terdapat 8 bedeng, 4 bedeng menggunakan mulsa dan penambahan mikoriza dan 4 bedeng tanpa menggunakan mulsa dan tanpa penambahan mikoriza.
b. Benih
    Benih Edamame diperlukan sekitar 2 kg, benih ini berasal dari petani edamame di daerah Kopeng, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. 


c. Penanaman

  Benih edamame ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 20 x 25 cm, dengan kedalaman 1,5 – 2 cm, kemudian ditutup dengan tanah gembur. Benih yang ditanam tiap lubang sebanyak 1 butir benih perlubang tanam.
 
d. Penyulaman

   Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam, apabila  ada tanaman yang mati atau tidak normal tumbuhnya dengan mengambil tanaman yang ada di tepi atau tanaman persiapan khusus untuk sulaman.
 
e. Penyiangan

   Penyiangan dilakukan dengan cara pencabutan terhadap rerumputan atau gulma lainnya yang tumbuh di bedengan. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST atau sesuai dengan pertanaman.
 
f. Pengairan

  Pengairan dilakukan dengan penggenangan sampai air dalam kapasitas lapang, pengairan dilakukan kurang lebih 7 hari sekali atau dilihat jika tanah bedengan telah mengalami kekeringan.
 
g. Pemupukkan 

   Pemupukkan dilakukan setelah 8 HST terdiri dari nutrisi dari petani edamame, dengan merk “Kebunku”.

  • Pupuk kedua diberikan pada 15 HST diberikan Ponska
    Pupuk ketiga diberikan pada 21 HST dengan memberikan  NPK mutiara.
    Pemberian nutrisi “Kebunku” diulang pada umur 36 HST dan diberikan prekusor berupa Gandasil B untuk merangsang pembungaan dan proses pembentukan polong.
h. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) 
   Edamame tidak luput dari serangan  Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik hama maupun penyakitnya.
  • Pada umur 11 HST hama yang telah ditemui adalah keong, belalang. Pengendalian OPT sangat penting karena sangat terpengaruh pada kualitas polong dari Edamame. Pemberantasan hama keong kita lakukan dengan menaburkan “Siputok” pencegahan untuk ulat diberikan “Decis”, pestisida ini bersifat sistemik.
  • Pada umur  23 HST, pencegahan untuk OPT berupa hama ulat grayak dengan menggunakan Decis.
    Pada umur 25 HST, pencegahan untuk OPT khususnya fungi/jamur diberikan fungisida Detan.
    Pada umur 30 HST, pencegahan untuk hama ulat diberikan dengan memberikan Decis.
 D. Metode Penelitian

  • Penelitian dilksanakan mulai awal  bulan Mei sampai dengan awal bulan Agustus
  • Metode penelitian ini menggunakan metode sederhana yaitu jumlah bedeng keseluruhan dibagi 2, dan dibuat grup perlakuan, yaitu 4 bedeng di beri mulsa dan 4 bedeng tidak menggunakan mulsa.  Metode ini untuk melihat perbandingan perlakuan tanaman edamame yang menggunakan mulsa dan tanpa mulsa.
    Hipotesa sementara adalah tanaman edamame yang menggunakan mulsa akan memberikan hasil lebih baik karena unsure hara tidak diambil oleh gulma yang mengganggu, dan akan mengurangi hama penyakit yang menyerang.
    Namun jika dilihat dari analisa ekonomi, produktivitas dari edamame akan memberikan keuntungan bagi petani dengan sistem bedeng yang menggunakan mulsa, karena dengan menggunakan mulsa akan menambah biaya produksi.
    Perlakuan yang lain adalah 4 bedeng yang diberi mulsa diberi perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan Mikoriza jenis Endos Mikoriza pada lubang tanam. Mikoriza adalah sejenis cendawan yang berfungsi untuk menambah luasan akar serabut dalam menyerap unsur hara dalam tanah.
    Hipotesa sementara adalah dengan memberikan tambahan mikoriza dari jenis Endos Mikoriza akan memberikan produktivitas edamame yang tinggi karena unsur hara yang diserap oleh tanaman akan lebih banyak. Pemberian jenis Endos Mikoriza akan dilihat dengan warna bintil akar yang terbentuk dan kualitas polong yang ada dan total polong dalam tiap tanaman.
    Namun akan dilihat apakah dengan memberikan Mikoriza jenis Endos Mikoriza dapat efektif meningkatkan produktivitas, atau malah Mikoriza yang diberikan tidak terjalin suatu simbiosis mutualisme, sehingga pemberian Mikoriza tidak akan menambah produktivitas.
 E. Alat dan Bahan Yang Digunakan


No.
Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cangkul
Sabit
Perata tanah
Pembolong mulsa
Sprayer
Mulsa
Pestisida (Decis, Detan, Siputok)
Pupuk kandang
Pupuk anorganik (NPK, Phonska)
Dolomit
Nutrisi “Kebunku”
Endos Mikoriza

F.  Hasil Uji Coba



a.    Parameter pengamatan tinggi tanaman
Tanaman dengan menggunakan perlakuan penambahan mikoriza, mempunyai tinggi tanaman rata-rata 78 cm sedangkan tanaman yang tidak ada penambahan mikoriza mempunyai rata-rata ketinggian 75 cm.
b.    Parameter pengamatan jumlah polong
Jumlah polong dalam satu pohon, tanaman dengan perlakuan penambahan mikoriza mempunyai jumlah rata-rata polong 18/tanaman sedangkan untuk tanaman yang tidak ada perlakuan penambahan mikoriza rata-rata jumlah polong adalah 16/tanaman.
c.    Parameter pengamatan kualitas polong
Kualitas polong dengan perlakuan penambahan mikoriza, polong yang dalam satu polong banyak yang berisi 3 (tiga) biji dan polong yang terbentuk punya sifat bijinya sangat optimal dalam perkembangannya sedangkan  tanaman yang tidak ada perlakuan penambahan mikoriza dalam satu polong banyak yang berisi 2 (dua) biji dan banyak biji yang tidak optimal perkembangannya (banyak yang kempes/kosong)
d.    Parameter pengamatan jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman
Jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman dengan perlakuan penambahan mikoriza dan pemakaian mulsa ternyata juga lebih banyak jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan mikoriza dan pemberian mulsa, padalah salah satu tujuan pemakaian mulsa adalah mengurangi dan mencegah serangan dari hama dan penyakit.

Gambar proses penanaman Edamame
Tanaman Edamame 16 HST

Tanaman Edamame 22 HST

Tanaman Edamame 29 HST


Tanaman Edamame 29 HST



Tanaman Edamame 33 HST


Tanaman Edamame 33 HST
Tanaman Edamame 40 HST
Tanaman Edamame 40 HST

Tanaman Edamame 70 HST

Tanaman Edamame 70 HST


Gambar Tanaman Edamame dengan perlakuan pemberian Endos Mikoriza

Produktifitas tanaman rata-rata 18 polong/tanaman

Pembentukan bintil akar

Bintil akar 

Produktivitas tanaman

 Gambar tanaman Edamame tanpa perlakuan Endos Mikoriza

Pembentukan bintil akar

Bintil akar

Produktivitas tanaman edamame