Senin, 31 Juli 2017

Hidroponik saat ini sudah sangat terkenal. Di perkantoran, perumahan, restoran/rumah makan, hotel/villa, sekolahan banyak yang sudah mengaplikasikan budidaya sistem hidroponik. Secara umum orang akan tertarik melihat sayuran di hidroponik karena hijau segar, rapi bersih tempatnya, sehat dilihat dan sehat dikonsumsi. Anda ingin melihat dan belajar hidroponik, datang saja ke Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta.


Apa itu Hidroponik? Secara sederhana, hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan memaksimalkan kebutuhan air tanpa menggunakan tanah. Artinya penggunaan air pada hidroponik lebih efisien dan cocok bagi daerah yang pasokan airnya sedikit.
BBLM Yogyakarta mengembangkan hidroponik mulai Tahun 2015, diawali dengan Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) BBLM Yogyakarta yang kursus, kunjungan kerja dan pelatihan hidroponik dan diaplikasikan di Lahan Praktek Karang Tumaritis, Jalan Parasamya No 16 Beran Sleman. Saat ini sudah sangat representatif untuk belajar lengkap hidroponik mulai dari tempat semaian, scree house peremajaan, dan kebun hidroponik.
PSM BBLM Yogyakarta yang salah satu tugasnya adalah mengeksplore potensi lahan praktek, mengembangkan hidroponik. Selasa, 25 Juli 2017 secara bersama-sama melakukan aktivitas semai benih sayuran. Mari kita bersama menyemai, yang dilakukan adalah :
a.    Menyiapkan alat dan bahan
Peralatan sederhana yang digunakan adalah gergaji besi/paralon untuk memotong media rockwool, tusuk gigi untuk menempatkan benih ke rockwool, tatakan gelas sebagai wadah benih, ember berisi air untuk merendam media rockwool.
Bahan yang disiapkan adalah benih yang berkualitas, rockwool sebagai media yang mampu menyerap air.
b.    Memotong rockwool



Rockwool terbuat dari bebatuan, umumnya kombinasi dari batuan basalt, batu kapur, dan batu bara yang dipanaskan mencapai suhu 1.600 derajat celcius sehingga meleleh menjadi lava, dalam keadaan mencair, batuan tersebut disentrifugal membentuk serat-serat. Saat kita beli rockwool 1 slab ukurannya 100 cm x 15 cm x 7,5 cm dipotong-potong menjadi ukuran 25 cm x 5 cm x 1,5 cm. Rockwool dipotong sesuai arah seratnya, saat sudah dipotong ukuran 25 cm tersebut kemudian dibagi kotak kecil-kecil seperti gambar.
c.    Merendam roockwool
Rockwool yang sudah dipotong kemudian direndam sebentar saja dalam air, kemudian diangkat dan diletakkan dalam nampan/baki.



d.    Melubangi  dan memasukkan benih ke rockwool


Setiap kotak kecil dilubangi dengan tusuk gigi sebanyak 1 lubang. Benih yang sudah disiapkan ditempatkan dalam wadah kecil, benih diambil dengan tusuk gigi (benih akan menempel di tusuk gigi) dan memasukkan 1 benih di setiap lubang (tidak boleh terlalu dalam). Setelah benih dimasukkan lubang dan lubang ditutup kembali.
e.    Menempatkan di instalasi benih
Instalasi benih berupa instalasi NFT disiapkan dan airnya tidak diberi nutrisi. Setiap baris gully/talang di instalasi diberi tulisan tanggal penyemaian dan nama benih. Instalasi benih diberi atap transparan dan rockwool harus terjaga kelembabannya.



Itulah yang dilakukan PSM BBLM Yogyakarta dalam menyemai benih untuk tanaman hidroponik. Penyemaian kontinyu dilakukan dengan menyesuaikan jadwal panen sayuran. Semoga kegiatan PSM ini menginspirasi dan dapat terus berkarya untuk kemajuan pertanian Indonesia.

1 komentar: