Selasa, 29 Desember 2015


Dari Tak Bernilai Menjadi Bermanfaat Ganda


Tanaman pisang merupakan tanaman yang jamak ditemui di seluruh kepulauan Indonesia dan selama ini hanya dimanfaatkan bagian buah dan daunnya saja. Namun sebenarnya batang pisang pun memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena di tangan-tangan trampil, batang pisang ini bisa dibuat menjadi produk-produk kerajinan yang bernilai jual tinggi dan diminati oleh pasar internasional.


Tanaman pisang ini sangat gampang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. Banyak sekali kita jumpai pohon pisang dimana-mana dan jarang sekali orang yang melihat adanya peluang untuk kerajinan gedebog pisang ini.

Tanaman pisang hanya berbuah sekali saja dan apabila sudah berbuah maka tanaman pisang akan mati dan biasanya batangnya terbuang percuma. Dengan melimpahnya budidaya tanaman pisang ini maka dengan sendirinya ketersediaan bahan baku untuk kerajinan gedebog pisang tidak akan pernah ada istilah kekurangan bahan baku.


Selama ini batang pisang yang terbuang ini lebih banyak digunakan sebagai bahan pembungkus tembakau dengan nilai ekonomis yang terbatas dan biasanya hanya terdapat di sentra produksi tembakau saja, apabila tidak dekat dengan sentra produksi tembakau maka batang pisang ini hanya terbuang percuma.

Selain itu, permintaan akan produk-produk kerajinan yang dihasilkan dari gedebog pisang juga sangat diminati oleh pasar internasional. Ekspor kerajinan pisang sudah berlangsung bertahun-tahun dan permintaan masih tetap tinggi sehingga peluang untuk mendapatkan penghasilan dari kerajinan gedebog pisang inipun bisa menjadi alternatif pekerjaan yang menjanjikan nilai ekonomis.

Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan dalam kerajinan gedebog pisang adalah banyaknya peluang dari jenis usaha yang dapat menjadi fokus seperti pengrajin bahan baku saja, pengrajin untuk membuat tampar (tali dari gedebog pisang) atau pengrajin penganyam menjadi bentuk kerajinan gedebog pisang seperti keranjang gedebog pisang dll.Dengan demikian kerajinan gedebog pisang dapat menjadi tambahan penghasilan.


TEKNIS PEMBUATAN KERAJINAN GEDEBOG PISANG

Untuk membuat kerajinan gedebog pisang yang baik, hal utama yang harus diperhatikan adalah penanganan bahan dasar gedebog pisang secara benar sehingga hasil yang didapatkan sedah sesuai dengan permintaan. Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam kerajinan gedebog pisang adalah sbb:

1.  Jenis tanaman pisang yang digunakan untuk kerajinan
2.  Teknis penebangan dan pengeringan (penjemuran)
3.  Teknis pembelahan dan penyigaran
4.  Teknis pembuatan tali tampar gedebog pisang
5.  Teknis pembuatan produk kerajinan gedebog pisang

JENIS-JENIS TANAMAN PISANG UNTUK KERAJINAN

Walaupun sebenarnya banyak sekali jenis tanaman pisang yang tumbuh di Indonesia dan semua jenis tanaman pisang dapat dijadikan kerajinan gedebog pisang, ada beberapa jenis yang jamak dipakai sebagai bahan untuk kerajinan. Tanaman pisang yang sering digunakan untuk kerajinan adalah pisang kepok (Musa acuminata balbisiana Colla) dan pisang raja (Musa textilia). Ini karena jenis pisang ini banyak ditemui di Indonesia dan juga karena betuk batang yang panjang dan lebar.

Pisang Kepok

Pisang Raja


TEKNIS PENEBANGAN DAN PENGERINGAN (PENJEMURAN)

Proses penebangan batang pisang tidak memerlukan keahlian khusus hanya disarankan menggunakan pisau/parang yang bersih dan tajam sehingga tidak merobek atau merusak batang pisang yang ditebang.  Usahakan untuk menebang dari pangkal pohon sehingga pelepahnya menjadi panjang. Setelah itu batang pisang ini di kelupas pelepahnya dan dijemur. Teknis penjemuran adalah maksimal 2-3 hari dari penebangan karena semakin lama dibiarkan akan banyak pelepah pisangnya yang membusuk.

Penjemuran dapat dilakukan dengan dengan meletakan pelepah pisang dalam posisi dibalik melengkung kebawah untuk menghindari pelepah berkerut ke dalam. Letakan pelepah pisang di tanah kering¸lantai semen atau yang paling baik di pasir (lebih baik lagi di pasir pinggir pantai). Tanah yang basah dapat menyebabkan hasil penjemuran kurang optimal dan membuat pelepah menjadi kotor.

Proses pengeringan ini memakan waktu lebih kurang 7 hari apabila ditempatkan di tempat yang kering atau di pasir pinggir pantai. Apabila ditempatkan di area tanah biasa maka proses pengeringan akan lebih lama.

Pemisahan Pelepah



Penjemuran

TEKNIS PEMBELAHAN DAN PENYIGARAN

Setelah pelepah pisang dikeringkan atau separuh kering (alum) dapat dilakukan pembelahan yakni memisahkan antara bagian permukaan halus dengan bagian belakang. Teknisnya bisa menggunakan pisau tipis untuk permulaan lalu memisahkan dua bagian ini hanya dengan tarikan tangan.



Setelah dibelah antara permukaan halus dan bagian belakang pelepah maka kedua bahan tersebut disigar atau dipecah menjadi beberapa ayaran sesuai ukuran yang diinginkan. Proses penyigaran dapat juga menggunakan pisau tipis dan senar untuk permulaan dan kemudian dengan menggunakan tarikan tangan.







TEKNIS PEMBUATAN TALI TAMPAR GEDEBOG PISANG

Ayaran gedebog pisang yang sudah siap diproses lebih lanjut menjadi tampar gedebog pisang dengan tahap sebagai berikut :

Pisahkan bagian dalam dan bagian luar ayaran, bagian dalam berfungsi sebagai dalaman dari tampar dan bagian luar sebagai bahan pelilit tampar.



TEKNIS PEMBUATAN TALI TAMPAR GEDEBOG PISANG

Teknik membuat tampar sesuai urutan gambar di bawah ini

1. Lilit bagian dalam menjadi seperti tali




2. Bagian dalam yang sudah dililit ini dilapisi bagian luar debog dengan cara melingkarkan miring


3. Ikatkan awal tampar yang sudah jadi pada media gulung dan lanjutkan melapisi tampar



4.  Bila ayaran dalam maupun ayaran luar sudah mau habis, sambung dengan cara silangan sebagian dengan
     yang baru dan lanjutkan lapis bagian luar. Sambungan antara dalam dan luar tidak boleh pada sambungan
     yang sama agar tampar menjadi kuat dan tidak mudah terputus.





5. Contoh tampar yang sudah jadi




PROSES PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN GEDEBOG PISANG I


Proses pembuatan kerajinan gedebog pisang dapat dilakukan dengan beberapa cara dan motif anyaman Untuk teknis dasar dapat menggunakan anyaman biasa seperti contoh di gambar ini :

Langkah-langkah pembuatan adalah sebagai berikut :
1.  Pertama-tama adalah menyiapkan bahan tampar gedebog pisang yang sesuai
2.  Memulai awalan anyam dengan dasar seperti gambar di bawah ini



3.  Apabila dasar anyaman sudah terbentuk dapat diteruskan dengan membuat anyaman lanjutan dengan
     menambah lungsen seperti gambar di bawah ini


4.  Langkah terakhir menganyam adalah menutup anyaman dengan teknik stik balik yakni membalikan
     lungsen ke arah dalam anyaman

5.  Proses finishing dengan 'brongot'


6.  Proses finishing dengan pengguntingan sisa anyaman


7.  Proses finishing dengan penyemprotan lacquer dan anti jamur

8.  Penjemuran


PROSES PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN GEDEBOG PISANG II

Cara lain pembuatan kerajinan gedebog pisang adalah menggunakan kerangka besi seperti contoh di bawah ini
Langkah-langkah pembuatan adalah sebagai berikut :
1.  Sebelum mulai menganyam, kerangka besi harus dilakban untuk mengurangi resiko karatan
2.  Melilitkan ayaran gedebog untuk melapisi semua kerangka besi yg sudah dilakban

3.  Menyiapkan bahan tampar gedebog pisang dan fitrit rotan yang sesuai
4.  Untuk bentuk bundar dimulai awalan anyam bagian bawah dengan dasar seperti gambar di bawah ini



5.  Untuk bentuk persegi bisa langsung dianyam dengan fitrit


6.  Lanjutkan anyaman sampai selesai



7.  Proses finishing dengan 'brongot'



8.  Proses finishing dengan pengguntingan sisa anyam dan pembersihan barang

9.  Proses finishing dengan penyemprotan NC Lacquer dan anti jamur


10.  Penjemuran








































































































Kunjungan Persatuan Wredatama Transmigrasi (PWT) Nasional ke BBLM Yogyakarta

Semboyan Makarti Muktitama, bagi sebagian orang masih asing. Namun tidak seperti itu halnya bagi para purna tugas di bidang transmigrasi, semboyan yang berarti "Bekerja Keras Meraih Kemakmuran" itu bagai sebuah pelecut semangat para pelaksana tugas di bidang transmigrasi dalam menyukseskan program nasional tersebut. Transmigrasi dengan segala polemik yang menyertainya bagi sebagian pihak dirasakan sebagai program yang terlalu berpihak bagi salah satu suku di tanah air, namun diakui atau tidak transmigrasi merupakan motor penggerak pembangunan nasional, banyak daerah-daerah berkembang dari lokasi transmigrasi menjadi Desa, Ibukota Kecamatan, Ibukota Kabupaten bahkan Ibukota Provinsi. Transmigrasi terbukti sebagai program yang mampu mencetak kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di Pulau Jawa saja.

Keberhasilan program transmigrasi tidak dapat dilepaskan dari jasa-jasa para purna tugas transmigrasi. Banyak kisah yang menghiasi perjuangan para petugas transmigrasi, banyak pengorbanan yang telah dilakukan para pendahulu kita dalam memperjuangkan transmigrasi, dari pengorbanan tenaga sampai bertaruh nyawa di tengah medan yang sulit.

Pada tanggal 19 Desember 2015 kemarin, BBLM Yogyakarta menerima kunjungan rombongan PWT nasional. Kedatangan rombongan di BBLM tersebut adalah dalam rangka silaturahmi dan memperingati Hari Bhakti Transmigrasi yang ke-65. Diantara rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Mengunjungi Ruang Sekretariat PWT Yogyakarta yang ada di lingkungan BBLM Yogyakarta
2. Saran masukan pengembangan BBLM Yogyakarta sebagai monumen hidup transmigrasi
3. Mengunjungi Demplot Karang Tumaritis yang ada di BBLM Yogyakarta





Jumat, 18 Desember 2015


Sebagai pelatih, PSM Jogja perlu terus mengembangkan diri salah satu caranya dengan mengikuti kursus. Untuk mendukung berbagai pelatihan di tahun 2016, sejumlah PSM di BBLM Yogyakarta mengikuti kursus sulam pita.

Hasil Sulam Pita
Kursus sulam pita ini diadakan oleh BBLM Yogyakarta bekerjasama dengan Aisha Parenting dengan pengajar Ibu Nunuk Trihadi yang sudah berpengalaman dalam dunia sulam, baik pita maupun benang. Kursus sulam pita bertempat di kantor Aisha Parenting di Dusun Sedan, Kab, Sleman, Yogyakarta.

Sulam pita merupakan salah satu jenis kerajinan tangan yang dapat diaplikasikan pada berbagai media mulai dari sarung bantal, cover tisu, taplak meja makan, seprei, termasuk aplikasi pada baju.
Sulam pita saat ini dikenal berasal dari Eropa dan Asia. Adapun perbedaan antara kedua jenis sulam ini terletak pada: rangkaian pita yang disulam menjadi berbagai bentuk. Jika pada sulam pita Eropa pita dibentuk terlebih dahulu diluar media, maka sulam pita Asia (berasal dari Jepang) langsung disulam pada produk aplikasi.

Untuk lebih jelas mengenai perbedaan kedua jenis sulam ini, dapat melihat pada gambar berikut:
1. Sulam pita Eropa

Sulam Pita Gaya Eropa
Gambar tersebut menunjukkan bunga dibentuk terlebih dahulu dengan cara dijelujur di sepanjang pita, kemudian diserut membentuk kelopak bunga. Setelah membentuk bunga barulah diaplikasikan (dijahit/disatukan) pada media.

2. Sulam pita Asia (Jepang)
Sulam Pita Gaya Asia
Tampak pada gambar pita langsung disulam pada media mengikuti pola yang telah digambar sebelumnya membentuk daun. Umumnya pita yang digunakan berukuran kecil (0,5 cm). 
Dalam kursus sulam pita ini, para PSM diajarkan berbagai teknik mulai straight stitch/tusuk lurus hingga variasi sulam pita Eropa yang selain dapat diaplikasikan pada media juga dapat digunakan sebagai corsage, pajangan dengan bingkai, dll.

Kursus yang berlangsung selama 5 (lima) hari ini mengajarkan berbagai macam teknik menyulam dengan pita. Pada hari pertama para PSM selain diberi informasi mengenai pengenalan asal sulam pita juga dibimbing membuat tusuk pita/ribbon stitch dan tusuk tangkai/outline stitch. Di hari kedua dilakukan pendalaman teknik tusuk pita dan tusuk tangkai, serta gathering ribbon stitch dan french knot. 

Memasuki hari ketiga, para PSM memperdalam teknik yang telah dipelajari di hari pertama dan kedua, serta mendapat materi baru yaitu lazy daisy, straight stitch, spider web rose dan loop stitch. Di hari berikutnya, para PSM mengerjakan teknik outline stitch, ribbon stitch, fly stitch, feather stitch, dan gathering ribbon blossom. 
Pada hari pamungkas, para PSM mengerjakan teknik folded ribbon rose (salah satu teknik Eropa), long and short, satin stitch. Sebagai ujian atau tes akhir, peserta diminta mengulang seluruh variasi teknik tusuk yang telah diberikan mulai dari hari pertama. 

Untuk melancarkan menyulam, para peserta diminta untuk rajin berlatih menyulam serta mencoba berbagai media untuk dijadikan aplikasi menyulam. 





Kamis, 17 Desember 2015

SYSTEM RICE INTENSIFICATION (SRI)
CARA BARU MENANAM PADI SAWAH

PERMASALAHAN AKTUAL BUDIDAYA PADI KONVENSIONAL :
  1. Tanah sebagai media tanam telah jenuh dengan perlakuan kimia, baik berupa pupuk maupun pestisida kimia sehingga tanah menjadi rusak & kesuburan menurun drastis.
  2. Air sebagai sumber pokok dalam budidaya padi penggunaannya sering berlebih dan tidak tepat sasaran.
  3. Perilaku budidaya sering membakar sampah & tidak memberokan tanah serta tidak melakukan pemutusan siklus hama.
  4. Bibit padi terlalu tua, perlakuan penyiksaan dengan pengikatan kuat, penjemuran lama, pengangkutan jauh, pemotongan batang bibit padi, pembenaman bibit.


DASAR PEMIKIRAN METODE SRI :
  1. Tanaman Padi berpotensi untuk menghasilkan produksi dalam taraf tinggi
  2. Dapat dicapai dengan terpenuhinya kondisi yang optimal
  3. Dicapai melalui proses pengelolaan tanah, tanaman dan air serta unsur agroekosistemnya
  4. Terjadi kecenderungan penurunan produksi
  5. Padi bukan tanaman air, tetapi yang membutuhkan air
  6. Pada kondisi tanah tidak tergenang, akar akan tumbuh subur dan besar, sehingga dapat  menyerap nutrisi yang banyak, sertra mendorong tumbuhnya tunas  yang optimal.

PERSIAPAN & PENANAMAN :

  1. Persiapan lahan sebagaimana dilakukan pada sistem konvensional
  2. Membuat parit memanjang jarak 2 meter
  3. Penebaran kompos merata seluas areal tanam padi
  4. Buang sisa air diareal tanam sehingga tanah macak-macak.
  5. Membuat titik tanam jarak 30 x 30 cm.
  6. Siapkan bibit padi umur 5 - 10 hari
  7. lakukan penanaman dengan bibit buah (tanam 1 batang) sistem tanam maju
  8. Biarkan sawah dalam kondisi seminggu tanpa diairi
panen padi varietas INPARI 23 ( 12,46 tonper HA)
pembuatan mal jarak tanam 30 x 30 cm

hasil mal jarak tanam siap digunakan 

persiapan tebar benih yang sudah inkubasi 24 jam


tebar rata & jangan padat populasinya

tutup lagi dengan sedikit tanah

jaga kelembaban media dengan disemprot air

meratakan lahan kemudian tarik garis dengan mal jarak 30 x  30


tebar kompos sebagai pupuk dasar 1 minggu sebelum tanam

pembuatan pestisida nabati

pembuatan kompos


bibit umur 5 hari siap tanam


sebelah kiri tanam dengan bibit tua sebelah kanan bibit umur 5 hari
perakaran sehat & banyak
jumlah anakan per rumpun sungguh luar biasa