Kamis, 15 Maret 2018

Jamur Kuping Merah (Auricularia auricula juade)


Setiap kali mendengar kata jamur, bayangan kita pasti terlintas pada bahan olahan makanan yang sekarang cukup terkenal. Iya, Makanan jamur sekarang sudah cukup dikenal oleh masyarakat umum, di berbagai kota mulai banyak warung makan sampai restoran yang menjajakan menu jamur sebagai menu utama. Jamur diolah menjadi berbagai makanan yang dulu tidak dibayangkan sebelumnya, dari menjadi sate, tongseng, sampai menjadi olahan ala masyarakat barat. Hal tersebut cukup wajar saja mengingat kandungan gizi jamur yang cukup lengkap, sehingga sekarang mampu menjadi komoditas baru yang cukup menjanjikan untuk dibudidayakan.

Salah satu jamur yang cukup banyak permintaannya di pasar adalah jamur kuping, jamur ini termasuk dalam jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi, kandungan nutrisi didalamnya diantaranya lemak, protein, serat, karbohidrat, energi, vitamin B, vitamin C dan juga mineral. Berbagai mineral yang terkandung di dalam jamur kuping juga sangatlah beragam, seperti kalsium, kalium, magnesium, zat besi, natrium, fosfor, seng, tembaga, mangaan dan selenium. Kandungan nutrisi yang lengkap tersebut sangatlah lengkap untuk menjaga kesehatan tubuh.

Prospek tersebut mendorong temen-temen PSM BBLM Yogyakarta untuk membuat skala uji coba Budidaya Jamur Kuping di 2 kumbung jamur yang berada di 2 Demplot dengan karakteristik yang berbeda. Skala yang diuji coba pada masing-masing kumbung berukuran 5 x 8 meter dengan diisi 1500 baglog mampu menunjukkan performa yang cukup bagus di ketinggian sekitar 200 mdpl dan 600 mdpl. Jamur kuping dibudidayakan dalam kumbung jamur dengan rak bertingkat. Jamur kuping memerlukan kelembaban yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Dalam satu kali periode, 1 baglog jamur mampu panen sebanyak 5 - 7 kali dengan jarak waktu rata-rata tiap petik sekitar 2 minggu dan mampu menghasilkan 50 - 70 gram per baglognya tiap kali petik. Dengan hasil tersebut, diperkirakan rata-rata hasil panen tiap baglog mampu mendapatkan jamur kuping segar sebesar 250 gr - 490 gr.

Uji coba yang dilaksanakan oleh temen-temen PSM cukup memberikan gambaran usaha yang cukup prospektif untuk dilakukan masyarakat khususnya di pedesaan. Selain karena hanya memerlukan tempat yang tidak terlalu luas, rutinitas kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan tersebut juga tidak terlalu berat. Kegiatan kesehariannya berupa menjaga kelembaban kumbung, menjaga kebersihan dan kontrol hama serta penyakit. Hama yang sering menjadi kendala dalam budidaya jamur kuping adalah krepes, hal tersebut bisa diantisipasi dengan menjaga kebersihan dan panen serentak. Akhirnya dengan harga jamur kuping basah di pasaran Rp.8.500 - Rp. 12.000 per kg, membuat usaha ini layak untuk diusahakan, karena selain dalam bentuk segar, jamur ini akan tahan lama jika dikeringkan dan diolah menjadi makanan ringan dengan penambahan nilai ekonomi yang cukup bagus.










0 komentar:

Posting Komentar