Penggerak Swadaya
Masyarakat (PSM) mempunyai tugas untuk melatih masyarakat desa, daerah
tertinggal dan transmigrasi. Dalam menyiapkan diri untuk melaksanakan pelatihan, PSM mengikuti pendidikan/bimbingan teknis, kursus,
kunjungan lapang, dan ujicoba di lahan praktek. Di tahun 2017 ini PSM BBLM
Yogyakarta memiliki paket ujicoba pembuatan pupuk organik, pemijahan gurame,
aquaponik, budidaya anggrek, ayam petelur, dan budidaya puyuh.
Tim
pembuatan pupuk organik yaitu Bu Hartilah dan Mba Yulia Aryani pada hari
Jum’at, 7 Juli 2017 melakukan ujicoba pembuatan pupuk organik cair
menggunakan bahan buah-buahan dan sayuran yang sudah busuk.
Pupuk organik mungkin sudah tidak
asing bagi kita semua, pemerintah sudah selalu “menggaungkan” arti pentingnya back to nature untuk menjaga alam ini
tetap terjaga, dapat dimanfaatkan kegiatan pertanian yang produktif dan
tentunya menguntungkan petani. Penggunaan bahan kimia pupuk dan pestisida yang
begitu masif pada tanaman menyebabkan
serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan, juga menyebabkan unsur hara
tanah terkikis habis.
Banyak referensi dan petunjuk
pembuatan ataupun penggunaan pupuk organik, namun para petani masih menganggap sebelah mata. Hal ini karena
pembuatannya yang memerlukan waktu dan aplikasi di tanaman “tidak sedahsyat”
penggunaan bahan kimia.
PSM Yogyakarta mencoba membuat
sendiri pupuk organik dengan acuan hasil pendidikan/bimbingan teknis dan kursus
dan hasilnya akan dimasukkan ke laboratorium Universitas Gajah Mada (UGM) untuk
mengetahui kandungannya. Pupuk tersebut akan diujicobakan di lahan
praktek/demplot, jika layak maka akan dikembangkan dan disebarluaskan ke
masyarakat.
Ujicoba dimulai dengan menyiapkan
bahan-bahan utama buah-buahan dan sayuran yang sudah ditimbang dengan berat
yang ditentukan. Bahan : Kesemek 9 ons, jambu biji 1 kg, nanas 2,5 kg, pisang 7 kg, jeruk 2 kg, markisa 8 ons, kangkung 2,5 kg kacang panjang 1 kg, air cucian beras 9,5 liter, air kelapa 5 liter, MOL 2 liter, molase/gula aren 3 liter dan air 80 liter.
Bahan tersebut dicacah dan dilembutkan dengan blender dengan
ditambahkan air kelapa/air cucian beras. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tong.
Disiapkan juga molase/tetes tebu/gula aren ditambahkan MOL (mikroorganisme lokal)
dan air diaduk secara merata. Semua
bahan dicampurkan dan diaduk secara merata dimasukkan ke dalam tong yang
ditutup rapat. Bahan tersebut akan difermentasikan selama 15 hari.
Semoga ujicoba ini dapat memberikan
informasi lengkap kandungan pupuk organik dengan data laboratorium dan dapat
digunakan untuk rujukan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik.
Bahan - Bahan dicacah terlebih dahulu
Bahan diblender
Bahan yang sudah diblender
Hasil setelah diblender
Bahan tersebut diaduk secara merata
Diberikan molase/gula aren dan MOL
Dimasukkan dalam tong yang ditutup rapat
Penampakan awal pupuk organik
Salam Kenal...
BalasHapusSaya yunaim yg beralamat di dusunceper, wedomartani ngemplak sleman.
Saya ingin mempunyai warung angkringan dan penyetan HWU AH, yang disekitar warung tersebut ada sekitar 10000 m2 tanah persawahan, 500 m2 tanah tegalan dan sekitar 200 m2 areal warung kami yang masih berupa tanah kosongserta 50 m2 dalam bentuk memanjangmasih belum tersentuh untuk pemberdayaan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani..
Dengan ini saya mengusulkan atau meminta masukan untuk meringankan dan meningkatkan perekonomian petanidengan cara memberi sample/demo plot pupuk organik serta memberi penyuluhan dalam meningkatkan pemberdayaan lahan yg masihdi kelola secara konvensional menjadipengelolaan lahan yang efektif.
Saya berkeinginan PSM jOGJA menjadi rekanan akami untuk mewujudkan hal tersebut.
Untuk sistem dan teknisnya kami serahkan kepada PSM JOGJA untukmenindak lanjutinya.
Terima kasih