Pejabat Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) dan Guru-guru PAUD Gugus II Kec. Berbah di Demplot Cangkringan BBLM Yogyakarta |
SLEMAN— Sejumlah guru PAUD dari Gugus II Kecamatan
Berbah berkunjung ke Demplot Cangkringan pada Sabtu, 6 Februari 2016 guna
mendapatkan wawasan baru tentang bercocok tanam serta mendapatkan materi baru yang
dapat digunakan untuk pengajaran anak-anak usia dini.
Praktek Menanam Ubi Cilembu Dalam Polybag |
Guru-guru PAUD dari berbagai sekolah ini disambut
oleh pejabat fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) dari Balai Besar
Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta beserta pegawai demplot. Diterima di Aula
Tinarbuko, para guru ini dijamu dengan aneka hasil panen dari demplot seperti
susu kambing etawa dan jagung manis. Audiensi berlangsung sekitar 1 jam dengan
pengenalan BBLM berikut demplot, kemudian disusul dengan materi urban farming yang sedang menjadi trend,
yaitu hidroponik.
Pada sesi diskusi, banyak diantara guru PAUD ini yang
tertarik untuk bertanam dengan metode hidroponik, terutama mengingat lahan yang
dibutuhkan tidak terlalu luas, hasil maksimal, dan masa panen yang cepat.
Hidroponik memerlukan perawatan yang minim jika dibandingkan dengan metode
konvensional menggunakan tanah.
Mendapat Penjelasan Mengenai Perkawinan Ikan Nila Secara Alami |
Seusai audiensi, guru-guru PAUD
diajak berkeliling demplot untuk belajar menanam ubi cilembu, budidaya kambing,
menanam bawang, tanaman buah, vertikultur, pemijahan ikan nila merah, budidaya
strawberry dalam polybag, dan budidaya salak. Untuk lebih mengenal dunia
bercocok tanam, guru-guru diajak untuk praktek menanam cabe, panen buah naga
dan daun bawang. Hasil panen kemudian ditimbang sendiri untuk kemudian dibeli
dengan harga petani yang tentunya berbeda dengan harga di pasaran.
Seusai Panen Buah Naga di Kebun Buah Naga |
Sebagai buah naga dan daun bawang,
ubi cilembu yang telah ditanam dibawa pulang sebagai bentuk kenang-kenangan
untuk para guru PAUD. Setelah puas berkeliling dan menikmati udara segar
Cangkringan, sekitar pukul 14.00 guru-guru tersebut meninggalkan demplot
Cangkringan.
0 komentar:
Posting Komentar