Hidroponik Jogja di BBLM Yogyakarta
Sebuah kemajuan timbul karena berbagai dorongan dan tuntutan keadaan. Adanya dorongan dan tuntutan keadaan dalam hal ini akan memacu masyarakat untuk berpacu dalam mengembangkan diri dan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Dalam mengembangkan diri dan potensi tersebut, biasanya akan diiringi dengan berbagai inovasi dan kreatifitas. Dunia pertanian dari masa ke masa mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai inovasi yang tercipta.
Kendala pada sistem pertanian konvensional
di Indonesia terjadi karena Indonesia merupakan negara tropis dengan kondisi
lingkungan yang kurang menunjang seperti curah hujan yang tinggi. Kondisi
tersebut dapat mengurangi keefektifan penggunaan pupuk kimia di lapangan karena
pencucian hara tanah, sehingga menyebabkan pemborosan dan mengakibatkan tingkat
kesuburan tanah yang rendah dengan produksi yang rendah secara kuantitas maupun
kualitas. Suhu dan kelembaban udara tinggi sepanjang tahun cenderung
menguntungkan perkembangan gulma, hama, dan penyakit. Di dataran tinggi,
masalah erosi tanah dan persistensi organisme pengganggu tanaman (OPT)
merupakan faktor pembatas produktivitas tanaman petani. Selain hal-hal tersebut, meningkatnya jumlah penduduk
menyebabkan ketersediaan lahan pertanian semakin sempit karena digunakan untuk
perumahan dan perluasan perkotaan. Hal ini mempersulit pencapaian peningkatan
produksi sayuran karena keterbatasan lahan pertanian.
Salah satu cara untuk menghasilkan produk
sayuran yang berkualitas tinggi secara kontinyu dengan kuantitas yang tinggi
per tanamannya adalah budidaya dengan sistem hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu inovasi yang tercipta sejak lama, bahkan
ditemui literatur yang menyatakan bahwa Bangsa Aztec, Babilonia bahkan
Maya sudah menerapkan hidroponik sejak ribuan tahun lalu, namun
perkembangannya di Indonesia baru marak beberapa tahun terakhir ini. Pengembangan
hidroponik di Indonesia cukup prospektif mengingat beberapa hal sebagai
berikut, yaitu permintaan pasar sayuran berkualitas yang terus meningkat,
kondisi lingkungan/ iklim yang tidak menunjang, kompetisi penggunaan lahan dan
adanya masalah degradasi tanah.
Sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi dalam peningkatan SDM masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan, Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, merasa perlu untuk ikut memajukan perkembangan hidroponik di Indonesia. Sebagai langkah nyata, sejak akhir tahun 2013 BBLM Yogyakarta berusaha memberikan percontohan kepada masyarakat tentang hidroponik. Salah satu yang sangat terlihat adalah dukungan pada kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Hidroponik Jogja (HiJo) dalam menyebarkan virus hidroponik ke masyarakat luas. Tak kurang, 12 kegiatan pelatihan hidroponik oleh Komunitas Hidroponik Jogja diselenggarakan di BBLM Yogyakarta. Hal tersebut sebagai bukti dukungan lembaga terhadap perkembangan dan kemajuan hidroponik di Indonesia, sehingga jargon "Birokrasi yang Melayani" serta "lembaga negara adalah milik masyarakat" benar-benar dilakukan dan dirasakan nilai manfaatnya oleh masyarakat. Lebih lanjut mengenai kajian hidroponik silahkan klik http://psmjogja.blogspot.co.id/2016/01/hidroponik.html
Berikut ini adalah berbagai dokumentasi kegiatan Komunitas Hidroponik Jogja di BBLM Yogyakarta, majulah pertanian indonesia, majulah hidroponik...!!!
0 komentar:
Posting Komentar